Semangat Baru Jamaah TQN-A Tanjungrejo, Kebonsari, Madiun

Jamaah TQN-A Tanjungrejo Kebonsari, Madiun

Kebonsari, Madiun.
Di sebuah dusun kecil di Tanjungrejo, Kebonsari, Madiun, semangat spiritual baru sedang tumbuh. Jamaah Tarekat Qodriyah wa Naqsyabandiyah An Nadliyah (TQN-A) yang dipimpin oleh Mursyid Kyai Ali Barqul Abid, mulai menggeliat dengan kegiatan rutin yang digelar setiap Senin Wage bakda Dhuhur. Meski baru berjalan 1-2 tahun terakhir, antusiasme jamaah yang sebagian besar adalah petani setempat, terasa begitu kuat.

Kegiatan ini bermula dari inisiatif Kang Ali Wuston, bersama adiknya RuksonThiobaqi yang merupakan alumni Pondok Pesantren Manba'ul Adhim Bagbogo, Nganjuk. Pondok tersebut dahulu dipimpin oleh Kyai Imam Muhadi, yang kini estafet kepemimpinannya diteruskan oleh Kyai Ali Barqul Abid. Sepulang mondok, Kang Ali Wuston menikah dan mengelola mushola di depan rumahnya. Lambat laun, lingkungan sekitarnya pun terbentuk menjadi jamaah TQN-A yang solid.

“Awalnya hanya beberapa orang, tapi sekarang sudah mencapai 30-50 jamaah,” ujar Pak Gunarto, yang kini aktif ikut kegiatan pengajian. Meski tempatnya masih sederhana dan kegiatan baru dimulai, semangat jamaah tidak pernah surut. Mereka datang dengan rasa haus akan ilmu, ingin tahu lebih banyak tentang ibadah, thoriqoh, hingga masalah sehari-hari.

Setiap Senin Wage, usai Dhuhur, mushola kecil itu dipenuhi jamaah yang duduk bersila dengan khidmat. Kyai Ali Barqul Abid dengan sabar memimpin pengajian, memberikan wejangan, dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan jamaah. Mulai dari masalah ibadah, keluarga, hingga persoalan hidup sehari-hari, sang kyai tak pernah lelah memberikan solusi.

“Mereka sangat antusias. Bahkan, setelah pengajian selesai, mereka sering belum rela jika kyai cepat-cepat pulang,” cerita salah seorang jamaah. Untuk menahan sang kyai agar tidak buru-buru pergi, jamaah sering meminta diimami khususiyah (doa khusus). Kyai Ali pun tersenyum, mengiyakan permintaan mereka, meski tak lama kemudian harus bergeser ke tempat baiatan lain.

Bagi jamaah yang sebagian besar adalah petani lugu, kehadiran Kyai Ali dan kegiatan ini seperti memberikan sandaran hidup. Mereka yang tadinya malu untuk berbicara atau mengungkapkan masalah, kini merasa memiliki tempat untuk berbagi. “Kami merasa punya orang tua yang selalu siap memberikan solusi,” ujar salah seorang jamaah.

Kegiatan ini tidak hanya memperkuat ikatan spiritual antara jamaah dan guru, tetapi juga membangun keakraban antarjamaah. Mereka yang sehari-hari sibuk bertani di sawah, kini memiliki waktu khusus untuk berkumpul, belajar, dan saling mendukung. “Kami seperti punya keluarga baru,” ujar seorang jamaah lainnya.

Meski masih dalam tahap awal, kegiatan ini telah memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar. Semangat untuk belajar dan mendekatkan diri kepada Allah SWT terus tumbuh, dan Kyai Ali Barqul Abid menjadi sosok sentral yang membimbing mereka dengan penuh kesabaran.

Di tengah kesederhanaan, jamaah TQN-A Tanjungrejo ini membuktikan bahwa semangat spiritual tidak pernah terbatas oleh waktu atau tempat. Mereka adalah bukti nyata bahwa keikhlasan dan ketulusan dalam mencari ilmu bisa menghadirkan berkah yang tak terduga.

*Mlilir Madiun)

Posting Komentar untuk "Semangat Baru Jamaah TQN-A Tanjungrejo, Kebonsari, Madiun"