Pentingnya Robbitoh dalam Thoriqoh

 
Ngunut, 26 Januari 2025
Pada baiatan Thoriqoh Qodriyah wa Naqsyabandiyah an Nadliyah di masjid At Taqwa Ngunut Babadan Al Mursyid Kyai Ali Barqul Abid menjelaskan tentang pentingnya robbitoh.

Robbītah (Arab: الرابطة) secara bahasa berarti "ikatan" atau "hubungan". Dalam konteks tasawuf dan tarekat, robbītah adalah teknik spiritual untuk menghubungkan hati murid (salik) dengan guru Mursyid, Nabi Muhammad SAW, atau para wali Allah. Tujuannya adalah memperoleh keberkahan (barakah), bimbingan (hidayah), dan kekuatan ruhani dalam menjalani ibadah dan suluk (perjalanan spiritual).

Jenis-Jenis Robbītah
Dalam praktik Tarekat Qodriyah wa Naqsyabandiyah (TQN), robbītah terbagi menjadi dua jenis utama

Robbītah al-Mursyid
Menghubungkan hati dengan guru Mursyid yang masih hidup atau telah wafat. Murid membayangkan wajah, kehadiran, atau cahaya (nūr) Mursyid sebagai perantara untuk mendekatkan diri kepada Allah.  

Robbītah al-Nabī/Rasul
Menghubungkan hati dengan Nabi Muhammad SAW sebagai teladan tertinggi, atau dengan para wali (seperti Syaikh Abdul Qadir al-Jilani dalam Tarekat Qodriyah).  

Fungsi Robbītah dengan Guru Mursyid
Kyai Ali Barqul Abid menyebut pentingnya robbītah, beliau merujuk pada beberapa aspek:  

Pendampingan Spiritual, Murid merasa "diawasi" oleh Mursyid agar ibadahnya tetap ikhlas dan sesuai syariat. Ini melatih kesadaran (muraqabah) bahwa Allah Maha Mengetahui, sekaligus meneladani adab Mursyid dalam beribadah.  

Transfer Barakah: Keyakinan bahwa rohani Mursyid (meski fisiknya tidak ada) mampu memberi kekuatan dan menghubungkan murid dengan mata rantai silsilah tarekat (silsilah al-barakah) hingga ke Nabi Muhammad SAW.  

Pengendalian Hawa Nafsu, dengan membayangkan Mursyid "hadir", murid terhindar dari kelalaian (ghaflah) dan godaan syahwat selama ibadah.  

Kyai Ali Barqul Abid menjelaskan dasar dasar robbitoh 
Q.S. Al-Kahfi: 28  "Dan jadikanlah dirimu beserta orang-orang yang menyeru Tuhannya..."

Hadis Nabi:  "Seseorang berada di atas agama teman dekatnya." (HR. Tirmidzi). Dalam konteks tarekat, "teman dekat" adalah Mursyid yang membimbing ke jalan Allah.  

Konsep Wilayah: Keyakinan bahwa seorang Mursyid adalah wali Allah yang memiliki maqam spiritual tinggi, sehingga keberkahannya berpengaruh pada murid.  

Praktik robbītah sering disalahpahami sebagai penyekutuan Allah (syirik). Namun, dalam tarekat, robbītah bukan penyembahan kepada Mursyid, melainkan:  media tarbiyah ruhani untuk mengingat Allah (seperti analogi melihat laut melalui gelas).  Sarana tawassul dengan orang shalih, sebagaimana umat Islam bertawassul dengan amal ibadah.  

Gus Ali menambahkan dalam TQN, robbītah adalah metode untuk membangun kesadaran ilahiyah (taqwa) melalui bimbingan Mursyid. Dengan robbītah, murid tidak merasa sendirian dalam ibadah, tetapi terhubung dengan rantai spiritual yang menjamin kesahihan jalan menuju Allah. Wallahu a'lam.

Posting Komentar untuk "Pentingnya Robbitoh dalam Thoriqoh "