Kyai Daroini Imam-i Manaqibaan, dalam Haul Abah Kyai Imam Muhadi dan Haflah Akhirusanah Pondok Pesantren Manba'ul Adhim Bagbogo

Kyai Daroini, dari Madiun
Bagbogo Nganjuk– Kyai Daroini dari Madiun memimpin pembacaan Manaqib Sulton Aulia Syech Abdul Qadir Jailani dalam rangkaian acara Haul Kyai Imam Muhadi dan Haflah Akhirusanah di Pondok Pesantren Manba'ul Adhim, Bagbogo, Nganjuk. Acara ini digelar sebagai bentuk penghormatan terhadap jasa dan perjuangan Kyai Imam Muhadi, sekaligus menandai penutupan tahun ajaran di pesantren tersebut.

Manaqib, sebuah tradisi pembacaan riwayat hidup dan kisah spiritual Syech Abdul Qadir Jailani, merupakan warisan spiritual Kyai Imam Muhadi kepada para santrinya. Tradisi ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan santri di Pondok Pesantren Manba'ul Adhim. Manaqib rutin dibacakan setiap malam 11 bulan Hijriyah, sebagai bentuk penghormatan dan upaya meneladani nilai-nilai luhur yang diajarkan oleh Syech Abdul Qadir Jailani.
 
Kyai Daroini, menekankan pentingnya menjaga tradisi Manaqib sebagai sarana untuk memperdalam spiritualitas dan menguatkan ikatan antara santri dengan ajaran-ajaran para ulama besar. "Manaqib bukan sekadar bacaan, tetapi juga media untuk meneladani akhlak dan keteladanan Syech Abdul Qadir Jailani, yang telah diwariskan oleh Kyai Imam Muhadi kepada kita semua," ujarnya.

Acara Haul Kyai Imam Muhadi dan Haflah Akhirusanah ini dihadiri oleh ratusan santri, alumni, serta masyarakat sekitar. Selain pembacaan Manaqib, rangkaian acara juga diisi dengan tausiyah, doa bersama, dan penyerahan penghargaan kepada santri berprestasi. Kegiatan ini menjadi momen penting untuk merefleksikan perjalanan spiritual dan akademik di pesantren, sekaligus mempersiapkan diri memasuki tahun ajaran baru.

Pondok Pesantren Manba'ul Adhim, yang didirikan oleh Kyai Imam Muhadi, dikenal sebagai salah satu pusat pendidikan Islam yang konsisten menjaga tradisi keilmuan dan spiritualitas. Warisan Kyai Imam Muhadi, termasuk tradisi Manaqib, terus dilestarikan sebagai bagian dari identitas dan karakter pesantren.

Dengan semangat yang sama, para santri dan pengurus pesantren berkomitmen untuk terus mengembangkan diri, baik secara intelektual maupun spiritual, sambil tetap menjaga warisan budaya dan keagamaan yang telah ditanamkan oleh para pendahulu mereka.

*Bagbogo Nganjuk)

Posting Komentar untuk "Kyai Daroini Imam-i Manaqibaan, dalam Haul Abah Kyai Imam Muhadi dan Haflah Akhirusanah Pondok Pesantren Manba'ul Adhim Bagbogo "