Pembangunan MCK Asrama Putri di Pesantren Manba'ul Adhim: Gotong Royong Tingkatkan Sanitasi dan Solidaritas

Pondok Pesantren (Ponpes) Manba'ul Adhim di Desa Bagbogo, Nganjuk, merupakan lembaga pendidikan Islam tertua yang didirikan oleh KH. Imam Muhadi pada tahun 1955. Pesantren ini dikenal sebagai pusat penyebaran tarekat Qadiriyah wa Naqshabandiyah an Nadliyah di Jawa Timur dan menerapkan sistem pendidikan salafi (tradisional) . Dengan jumlah santri yang terus bertambah—termasuk dari luar daerah seperti Jawa dan Sumatra—pesantren ini terus berinovasi memenuhi kebutuhan infrastrukturnya.

Dipimpin oleh Kyai Ali Barqul Abid dan Kyai Ahmad Syarofuddin,  pembangunan fasilitas Mandi, Cuci, Kakus (MCK) tambahan untuk asrama putri dimulai. Proyek ini bertujuan meningkatkan fasilitas sanitasi sekaligus menjawab tantangan pertumbuhan santri dan kunjungan keluarga, terutama menjelang acara besar seperti haul (peringatan wafat pendiri), Haflah Akhirusanah (wisuda santri), dan hari raya Lebaran.
Acara dimulai dengan selamatan tumpeng sederhana, doa dipimpin Kyai Ali dengan harapan mendapat keberkahan, keselamatan bagi semuaa yang terlibat selama pembangunan.
 
Fasilitas MCK baru ini melengkapi  unit yang telah ada sebelumnya. "Penambahan ini penting untuk menjaga higienitas lingkungan pondok, sekaligus mengurangi antrean saat kegiatan besar," ujar jelas Kyai Ali.

Pembangunan MCK tidak hanya melibatkan santri dan pengurus pondok, tetapi juga warga sekitar. Puluhan tenaga turun tangan dalam proses konstruksi, mulai dari penggalian tanah, pemasangan pipa, hingga finishing. "Ini bentuk ukhuwah (persaudaraan) antara pesantren dan masyarakat," kata Kyai Ahmad Syarofuddin 

Keterlibatan masyarakat mencerminkan tradisi kepemimpinan kyai yang transformasional dan kolaboratif.

Peningkatan Sanitasi
MCK baru dilengkapi sistem drainase terpadu untuk mencegah genangan air, mengurangi risiko penyakit seperti diare dan infeksi kulit.
  
Kesiapan Menghadapi Lonjakan Pengunjung
Fasilitas ini mampu menampung 50% lebih banyak pengguna, mengantisipasi kunjungan hingga 6.000 orang saat acara haul.

Edukasi Kebersihan
Santri diajarkan praktik hidup bersih melalui pelatihan pengelolaan MCK dan daur ulang air.

Siti Aisyah, santriwati asal Ponorogo, mengapresiasi inisiatif ini: "Dulu kami harus bergantian mandi sejak subuh. Sekarang lebih nyaman." Sementara itu, warga sekitar seperti Pak Joko menyatakan bangga bisa berkontribusi: "Pesantren ini bagian dari kami. Gotong royong adalah warisan leluhur yang harus dijaga."  

Pembangunan MCK di Ponpes Manba'ul Adhim bukan sekadar proyek fisik, tetapi juga bukti nyata sinergi antara nilai keagamaan, pendidikan, dan solidaritas sosial. Inisiatif ini mengukuhkan peran pesantren sebagai agent of change yang relevan di era modern, sekaligus menjaga akar tradisionalnya .  

*Bagbogo Tanjunganom Nganjuk)

Posting Komentar untuk "Pembangunan MCK Asrama Putri di Pesantren Manba'ul Adhim: Gotong Royong Tingkatkan Sanitasi dan Solidaritas"